Blog Siswa Indonesia

Komunitas blog siswa Indonesia, belajar menulis tanpa harus punya blog sendiri.

IGI Untuk Indonesia

Pengurus IGI bersama Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendi .

Sagusablog

Salah satu kanal Pelatihan yang dimiliki oleh IGI. Sagusablog melatih guru memiliki blog pendidikan sendiri.

Desa Bungaraya

Desa penghasil padi sekaligus lumbung padai bagi Kabupaten Siak Propinsi Riau.

Selasa, 15 September 2020

Bab 2 Perkembangbiakan pada Tumbuhan dan Hewan

 A. Perkembangbiakan tumbuhan Angiospermae

Ciri-ciri Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

Sesuai dengan namanya, ciri utama dari tumbuhan biji tertutup adalah adanya struktur yang menutup/membungkus biji, yaitu daun buah atau daging buah. Pada Angiospermae, ovulumnya (bakal biji) dibungkus oleh ovarium (bakal buah). Ovulum tersebut nantinya berkembang menjadi biji dan ovarium berkembang menjadi buah. Buah sangat berperan dalam kesuksesan tumbuhan ini karena membantu penyebaran biji. Hewan dapat mengambil dan memakan buah, lalu membuang bijinya. Bisa juga biji termakan, lalu terbawa dalam jarak yang cukup jauh sebelum dikeluarkan bersama kotoran. Kotoran yang dikeluarkan bersama biji ini akan menjadi pupuk alami yang berperan dalam pertumbuhan tumbuhan baru.

Ciri-ciri utama Angiospermae lain adalah adanya bunga, yang merupakan struktur reproduksi seksual khas dari tumbuhan ini. Pada bungalah terletak bakal buah dan bakal biji. Bunga memiliki bagian-bagian sebagai berikut :

  • Mahkota bunga (en: corolla) yang terdiri dari daun-daun mahkota (en: petal).
  • Kelopak bunga (en: calyx) yang terdiri dari daun-daun kelopak (en: sepal).
  • Putik (en: carpel) yang terdiri dari kepala putik (en: stigma), tangkai putik (en: style), dan bakal buah (en: ovary).
  • Benang sari (en: stamen) yang terdiri dari kepala sari (en: anther) dan benang sari (en: filament)

Bunga yang memiliki keempat organ bunga di atas disebut sebagai bunga lengkap, sedangkan apabila tidak memiliki satu atau lebih organ disebut sebagai bunga tidak lengkap. Organ-organ bunga tersebut sebenarnya merupakan daun yang dimodifikasi (sporofil). Gametofit pada tumbuhan berbiji tertutup bukanlah bunganya, tetapi lebih tepatnya gametofit jantan terdapat di dalam kepala sari dan gametofit betina di dalam bakal biji. Sedangkan yang lain merupakan fase sporofit yang lebih dominan.

Ciri-ciri Angiospermae yang lain sama seperti tumbuhan biji (Spermatophyta) pada umumnya yang telah dijelaskan pada bab evolusi, yaitu:

  • Fase sporofit yang dominan dan reduksi pada gametofit.
  • Heterospora: megasporangium menghasilkan megaspora yang berkembang menjadi gametofit betina, dan mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang berkembang menjadi gametofit jantan.
  • Tidak memerlukan sumber air eksternal untuk fertilisasi, karena serbuk sari disebarkan melalui udara atau dibawa oleh serangga.

Reproduksi Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

Pada tumbuhan biji tertutup (tumbuhan bunga), perkembangbiakan memiliki dua tahap, yaitu penyerbukan dan pembuahan. Pembuahan pada tumbuhan berbiji tertutup ini unik karena merupakan pembuahan ganda. Disebut pembuahan ganda karena terdapat dua buah sperma: sperma 1 (inti generatif 1) membuahi sel telur; dan sperma 2 (inti generatif 2) membuahi inti kandung lembaga. Hasil dari pembuahan ini adalah zigot (2n) dari endosperma (3n). Tahap-tahap pembuahan ganda.

      Siklus hidup Angiospermae | Photo by LadyofHats (Mariana Ruiz Villarreal) is not licensed (Public Domain)

Pematangan gametofit betina (kantung embrio/kandung lembaga):

  1. Di dalam megasporangium di tiap-tiap ovulum, megasporosit membelah secara meiosis untuk menghasilkan empat buah megaspora. Hanya satu buah yang akan bertahan dan menjadi gametofit betina.
  2. Megaspora ini mengalami tiga kali pembelahan mitosis, menghasilkan tujuh sel dengan delapan inti yang haploid (sel tengah memiliki dua inti sel (diploid), disebut sebagai inti polar).
  3. Terbentuk susunan unik pada kandung lembaga. Pada ujung bawah, sel telur yang haploid diapit oleh dua sel haploid yang disebut sinergid. Tiga sel haploid pada ujung atas disebut dengan sel antipodal. Kemudian, inti polar yang diploid berada pada bagian tengah kandung lembaga.
  4. Pematangan gametofit jantan (serbuk sari)
  5. 1. Di dalam tiap-tiap mikrosporangium terdapat sel induk mikrospora (mikrosporosit) yang diploid. Tiap mikrosporosit membelah secara meiosis menjadi empat buah mikrospora yang haploid.
  6. 2. Mikrospora ini membelah secara mitosis dan sitokinesis untuk menghasilkan dua buah sel yang terpisah, sel generatif dan sel buluh (tube). Dua buah sel ini yang dibungkus dengan dinding spora merupakan serbuk sari yang belum matang.
  7. 3. Ketika gametofit jantan ini matang, inti generatif membelah secara mitosis, sehingga menghasilkan dua buah sel sperma. Kemudian, kepala sari matang dan mulai terbuka dan serbuk sari disebarkan.
  8. Penyerbukan dan pembuahan:

    1. 1. Saat serbuk sari jatuh pada kepala putik, serbuk sari lalu berkecambah dan terbentuklah buluh serbuk sari sebagai saluran dua buah sel sperma tersebut untuk membuahi gametofit betina.
    2. 2. Sel sperma 1 (inti generatif 1) membuahi sel telur, hasilnya zigot (2n).
    3. 3. Sel sperma 2 (inti generatif 2) membuahi inti polar kandung lembaga, hasilnya endosperma (3n).
    4. 4. Zigot berkembang menjadi embrio yang dibungkus endosperma (cadangan makanan) dan kulit biji.
    5. Klasifikasi Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

      Tumbuhan biji tertutup memiliki spesies yang sangat banyak, sehingga dalam bagian ini hanya akan dijelaskan garis besarnya saja. Saat ini terdapat delapan kelompok dari Angiospermae yang masih hidup, yaitu:

      1. Amborella, semak/perdu kecil yang hanya ada di Kaledonia Baru.
      2. Nymphaeales, teratai (water lily).
      3. Austrobaileyales, tumbuhan adas/pekak (star anise).
      4. Chloranthales, beberapa tumbuhan aromatis dengan daun bergerigi.
      5. Magnoliids, bunga magnolia dan black pepper.
      6. Monocots, tumbuhan yang memiliki satu kotiledon seperti padi, jagung, kelapa, anggrek, dll.
      7. Ceratophyllum, beberapa tumbuhan akuatik yang sering digunakan untuk penghias akuarium.
      8. Eudicots, tumbuhan yang memiliki dua kotiledon sejati seperti kacang polong, buncis, mawar, bunga matahari, apel, dll.

      Kelompok Chloranthales dan Ceratophyllum jarang dibahas karena merupakan kelompok yang kecil. Amborella, Nymphaeales, dan Austrobaileyales sering dikelompokkan menjadi basal Angiosperma yang merupakan tumbuhan berbunga yang menyimpang dari garis keturunan sejak awal, dan mengarahkan evolusi pada sebagian besar tumbuhan berbiji tertutup saat ini.

      Sampai akhir tahun 1990-an sebagian besar ilmuwan sistematis membagi tumbuhan berbiji tertutup menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah daun lembaga (kotiledon). Kelompok dengan biji yang memiliki satu daun lembaga (kotiledon) disebut monokotil, dan kelompok dengan biji yang memiliki dua daun lembaga (kotiledon) disebut dikotil. Kelompok ini pada beberapa buku merujuk pada kelas:

    6. Perbedaan monokotil dan dikotil | Photo by Flowerpower207 is licensed under CC-BY-SA-3.0
    7. - Kelas Monocotyledoneae, biji memiliki satu daun lembaga (kotiledon).
    8. - Kelas Dicotyledoneae, biji memiliki dua daun lembaga (kotiledon).
    9. Tetapi, perkembangan filogenetik modern ternyata menunjukkan bahwa dikotil adalah kelompok yang parafiletik (monokotil adalah kelompok yang monofiletik). Sebagian besar spesies yang dahulu mengisi kelompok dikotil saat ini dikategorisasi ulang ke dalam kelompok eudikotil (dikotil sejati) yang monofiletik, dan sisanya tersebar ke dalam basal angiosperma dan magnoliids. [1]

      FAQ: Bunga bangkai termasuk jenis tumbuhan apa?
      Nama spesies dari bunga bangkai yang populer adalah Rafflesia arnoldii. Sebenarnya terdapat beberapa genus tumbuhan yang sering disebut dengan “bunga bangkai” karena baunya yang menyengat, misalnya: AmorphophallusRafflesiaStapeliaSmilax atau Nemexia, dan Bulbophyllum. Tentu saja semua genus memiliki klasifikasi tersendiri, tetapi apabila bunga bangkai yang dimaksud adalah Rafflesia, maka tumbuhan bunga (Angiospermae) ini termasuk tumbuhan dikotil sejati (eudikotil). Tumbuhan dari family Rafflesiaceae ini termasuk tumbuhan parasit yang sangat bergantung pada inang untuk mendapatkan nutrisi.
  9. Sumber tulisan : tentorku.com



Bab 2 Ciri-ciri Makhluk Hidup

Bagaimana suatu makhluk dapat dikatakan hidup atau biotik ?

Dalam ilmu biologi, yang dapat disebut makhluk hidup atau organisme adalah semua individu yang memiliki ciri-ciri kehidupan.

Ciri-ciri kehidupan dari suatu makhluk antara lain antara lain bernafas, bergerak, peka terhadap rangsangan, memerlukan makanan, tumbuh dan berkembang, dapat bereproduksi, ekskresi, serta mampu untuk beradaptasi dengan tempat tinggalnya.

Berikut bahasan yang lebih rinci dan jelas dari ciri-ciri makhluk hidup tersebut:

Ciri-ciri makhluk hidup

1. Dapat Bernapas

Pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri dari organ dan struktur-struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada hewan dan tumbuhan. Pertukaran gas-gas tersebut berupa penarikan O2 dan pembuangan CO2 dari dalam tubuh makhluk hidup.

Setiap makhluk hidup memiliki berbagai jenis alat atau organ untuk bernapas tergantung ukuran tubuhnya, lingkungan tempat hidupnya, dan riwayat evolusinya.

Pada daerah perairan misalnya, organisme ikan bernafas dengan insang. Kemudian, pada daerah daratan, banyak makhluk hidup yang bernafas dengan paru-paru seperti manusia, mamalia, burung-burungan, amfibi, selain itu, tumbuhan bernafas dengan stomata dan lentisel.

2. Dapat Bergerak

Makhluk hidup dapat begerak. Berdasarkan posisinya, pergerakan mahluk hidup ada yang aktif dan pasif. Kemudian, sistem gerak mahluk hidup memiliki alat yang berbeda beda tergantung tempat hidup dan evolusinya.

Misalnya, golongan burung bergerak di udara menggunakan sayap. Tumbuhan bergerak pasif pada tempatnya, namun secara spesifik ada pergerakan naiknya zat-zat tanah menuju daun yang berguna untuk hidup. Selain itu, hewan seperti gurita bergerak dengan tentakel dan lintah bergerak dengan otot perut.

3. Peka terhadap rangsangan

Kemampuan merasakan rangsangan atau iritabilitas adalah ciri mahkhluk hidup. Rangsangan bentuknya bisa berupa suara, gelombang cahaya, sentuhan fisik, aroma, dan suhu.

Misalnya pada hewan ayam jantan akan berkokok pagi saat pagi hari. Putri malu akan menurunkan daunnya saat disentuh. Kemudian, tikus akan peka hidungnya saat mencium aroma makanan. 

4. Memerlukan makanan

Dalam bertahan hidup, semua makhluk hidup memerlukan asupan energi dan nutrisi dalam tubuhnya. Asupan energi dan nutrisi terkumpul dalam makanan.

Misalnya pada tumbuhan memerlukan air dan unsur hara sebagai bahan untuk proses fotosintesis. Kemudian, pada hewan berdasarkan jenis makanannya, terbagi atas karnivora, herbivora dan omnivora.

Karnivora adalah pemakan daging, herbivora pemakan tumbuhan dan omnivora pemakan segala. Contohnya harimau, buaya, dan serigala adalah karnivora. Bahan daging memliki banyak mengandung energi untuk hewan tersebut hidup di alam liar.

5. Tumbuh dan Berkembang

Secara fisik, makhluk hidup akan bertambah besar seiring melangsungkan kehidupan. Ukuran besar ini dikarenakan volume jaringan dan sel tubuh yang bertambah.

Pada manusia atau hewan yang memiliki kerangka tulang akan mengalami pertumbuhan. Proses pertumbuhan tulang pada masa awal merupakan proses penulangan primer dimana tulang yang terbentuk merupakan tulang rawan (kartilago) sehingga tulang yang dimiliki masih lunak.

Pada bagian tengah tulang terdapat banyak osteosit (sel tulang) yang akan tumbuh sehingga membentuk tulang sejati. Dengan demikian, makhluk hidup melakukan pertumbuhan.

Perkembangan berbeda dengan definisi pertumbuhan. Berkembang dalam hal ini adalah bertambahnya kemampuan strukur dan fungsi alat tubuh. Misalnya pada tumbuhan, kecambah akan berkembang menjadi daun, buah, akar sejati yang tampak.

6. Dapat Bereproduksi

Makhluk hidup melakukan reproduksi untuk meneruskan generasinya. Proses reproduksi pun berbeda cara. Ada yang secara seksual (bertemunya sel kelamin) atau aseksual.

Secara seksual membutuhkan waktu yang relatif lama karena memerlukan perkembangan alat reproduksi dan proses pencarian pasangan. Kemudian, secara aseksual hanya membutuhkan satu individu, namun minim membawa variasi genetika.

Pada hewan, proses aseksual misalnya membelah diri oleh protozoa, bertunas seperti hydra. Berikutnya, proses seksual contohnya, monyet yang melahirkan, ikan yang bertelur.

Pada tumbuhan, reproduksi vegetatif seperti umbi umbian dan generatif ( penyerbukan oleh alat kelamin benang sari dan putik) yang dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai bunga dan buah.

7. Adaptasi

Bertahan untuk hidup dengan cara menyesuakan dengan lingkungan disebut adaptasi. Setiap makhluk hidup memiliki proses adaptasi yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan kemampuannya dalam menghadapi situasi serta kondisi di lingkungan.

Secara umum, macam-macam adaptasi ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bentuk tubuh (morfologi), adaptasi proses metabolisme tubuh (fisiologi), dan adaptasi perilaku.

Secara adaptasi morfologi bentuk paruh setiap burung dan bentuk gigi hewan berbeda beda tergantung jenis makanannya. Kemudian, secara fisiologi misalnya hewan ruminansia (sapi, kerbau, lembu) memiliki enzim selulase untuk mencerna makanan. Sedangkan, contoh adaptasi perilaku adalah paus ke permukaan laut untuk mengambil udara sebagai proses pernafasan.

8. Ekskresi

Makhluk hidup yang memerlukan makanan dan mengolahnya akan membuang sisa-sisanya melalui sistem ekskresi. Misalnya pada tumbuhan akan melepas oksigen. Kemudian, pada hewan monyet akan mengeluarkan air seni dan feses yang merupakan bahan buangan yang tidak diperlukan tubuh.

Berdasarkan uraian diatas, terdapat 8 ciri-ciri makhluk hidup. Dengan demikian, kita semakin banyak mendapat pengetahuan tentang ciri ciri makhluk dengan mempelajarinya di alam sekitar.

sumber tulisan : saintif.com 








Selasa, 25 Agustus 2020

Konversi Satuan (IPA kelas 7 Semester 1)

 Mengkonversi Satuan Panjang, Massa , luas dan Volume

Ketika kita di SD saat belajar matematika maka kita juga sudah mengenal istilah merubah satuan dari cm ke m dari kg ke gram dan jam ke menit, begitu juga kali ini saya akan mengulang materi ini  agar kalian lebih memahami lagi tentang konversi satuan ini, mengap karena  saya melihat untuk pokok bahan ini ketika saya mengajar masih banyak yang belum mehaminya di lihat dari hasil yang diperoleh, hal ini kemungkinankarena anak kurang tahu manfaatnya, manfaat konversi satuan ini  yang terpenting adalah menyamakan satuan yang berbeda dari satuan-satuan yang ada di berbegai daerah .  

► Konversi satuan Panjang 
Untuk mengkonversi sataun panjang maka  secara manual kita dapat menggunakan tangga konversi sataun panjang sebagi berikut ini  setiap naik satu tingkat di dibagi  10 dansetiap turun tingkat di kalikan sepuluh. contoh : 10 cm = 10 /100 m =  0,1 m ( karena naik di da tingkat maka di bagi 100 )
Tangka konversi satuan panjang 
Untuk tamabahan kadang ada satuan 1 inci atau 1 feet yang dapat di konversi sebagi berikut ini 
1 inci  = 2,45 cm
1 feet/kaki = 12 inci =0,3048 m
► Konversi satuan Massa
Untuk mengkonversi sataun massa maka  secara manual kita dapat menggunakan tangga konversi sataun panjang sebagi berikut ini  setiap naik satu tingkat di dibagi  10 dan setiap turun tingkat di kalikan 10. contoh : 2 kg  = 2 x 1000 gram =  2000 gram  ( karena turun tiga tingkat maka di kali 1000 )


Untuk konversi satauan masa  yang lain adalah sebagi berikut ini :
1 kuintal = 100 kg
1 ton = 1000 kg
1 kg = 10 0ns
1 kg = 2 pons

Konversi sataun berat dan  massa secara online silahkan anda di coba di sini :Untuk mengkonversi sataun luas  maka  secara manual kita dapat menggunakan tangga konversi sataun panjang sebagi berikut ini  setiap naik satu tingkat di dibagi  100 dan setiap turun tingkat di kalikan 100. contoh : 2 cm2   = 2 x 10000  m2 =  2000  cm2   ( karena naik dua tingkat maka dibagi 10000 )
Untuk konversi satauan luas yang lain adalah sebagi berikut ini :
1 hektar = 10.000  m2 
1 are   = 1 dm2

Konversi sataun volume
Untuk mengkonversi sataun volume maka  secara manual kita dapat menggunakan tangga konversi sataun panjang sebagi berikut ini  setiap naik satu tingkat di dibagi  1000 dansetiap turun tingkat di kalikan 1000. contoh : 40 cm3   = 40 / 1000  dm3 =  0,04  m3   ( karena naik satu tingkat maka dibagi 1000 )


Untuk konversi satauan luas yang lain adalah  1 liter = 1 dm3 = 0,001 m3

►Untuk mengkonversi satuan secara online secara lebih lengkapnya silahkan  buka sumbernya  http://id.bestconverter.org , semoga bermanfaat untuk mengecek hasil pengukuran dari konversi yang kalian lakukan. Dan untuk mendapatkan  sofware konversi lengkap silahkan download di sini.
Artikel diambil dari : http://guru-ipa-pati.blogspot.com/

Senin, 24 Agustus 2020

SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.

Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah melalui organ vitalnya.

Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Peristiwa menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.

Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.

Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.

Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.

Siklus yang terjadi pada Dinding Rahim

Fase-fase Menstruasi

Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase pertama adalah fase menstruasi, pada fase ini hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) memicu berkembangya folikel dalam ovarium. Hormon FSH adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari atau hipofisis.

Kelenjar tersebut terletak di otak bagian depan. Pada fase ini, dinding rahim luruh dan seorang perempuan mengalami menstruasi.

Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi hanya ada satu folikel yang dapat terus berkembang tiap bulannya.

Di awal perkembangannya, folikel menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen dan progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk menebal. Pada saat ini dinding rahim sedang mengalami fase proliferasi.

Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma.

Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH dan hormon LH (Leuteinizing Hormone).

Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang, proses ini disebut ovulasi.

Tingginya sisa metabolisme hormon LH (leuteinizing hormone) pada urine digunakan sebagai bahan uji atau tes untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi.

Alat tes untuk mengetahui waktu ovulasi tersebut mengandung suatu jenis antibodi monoklonal yang dapat menimbulkan perubahan warna ketika bereaksi dengan zat sisa metabolisme hormon LH.

Fase ketiga adalah fase sekretori. Folikel yang telah melepaskan sel telur akan berubah menjadi korpus luteum.

Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae dan bergerak menuju ke  tuba fallopi.

Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon estrogen dan hormon progesteron lagi.

Dengan demikian, pada fase ini jumlah hormon estrogen dan hormon progesteron pada perempuan rendah.

Rendahnya hormon estrogen dan hormon progesteron menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.

Diambil dari : amongguru.com

Senin, 17 Agustus 2020

Bab 1 Objek IPA dan Pengamatannya sub Besaran dan satuan

Selamat pagi ananda semuanya, mudah-mudahan kalian dalam keadaan sehat. Amin

Pada kesempatan ini bapak akan menampilkan video yang berkaitan dengan besaran dan satuan, silakan diperhatikan. 


Bab I Reproduksi pada manusia Sub Spermatogenesis dan Oogenesis

Selamat pagi ananda, semoga selalu dalam keadaan sehat. 

Di padi ini kita akan berbicara tentang spermatogenesis dan oogenesis, setelah menyaksikan video di bawah ini ananda akan mendapatkan tugas. Tugas terdapat dalam video ya. Ananda kerjakan dan diserahkan di google classroom. jika mengalami kesulitan silakan ananda tanyakan di forum google classroom kita. Terimakasih.


Minggu, 09 Agustus 2020

Alat reproduksi wanita

 Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).

Alat Reproduksi Wanita

Alat Reproduksi Wanita

Female Reproductive System

Female Reproductive System

1. Vulva

Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh  dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.

2. Vagina

Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.

3. Serviks

Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.

4. Rahim

Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

☯ Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.
☯ Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi).
☯ Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.

5. Ovarium

Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur
disebut juga dengan ovum.

6. Tuba fallopi

Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.

Proses Oogenesis

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.

Oogenesis

Oogenesis

C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio

Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.

Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.

Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

embrio usia 4 minggu

embrio usia 4 minggu

2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.

embrio usia 8 minggu

embrio usia 8 minggu

3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.

embrio usia 16 minggu

embrio usia 16 minggu

5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
􀂉 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
􀂉 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
􀂉 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit

Sumber Tulisan : https://unitedscience.wordpress.com/


Selasa, 04 Agustus 2020

Bab I Objek IPA dan Pengamatannya ( Lanjutan )

Ringkasan Materi Objek IPA dan Pengamatannya Kelas 7 SMP MTs K13

A. Pengertian IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesutu yang berada di sekitar kita baik yang hidup maupun yang mati.
Di dalam menemukan konsep-konsep IPA, maka para ilmuwan melakukan kegiatan penyelidikan yang disebut observasi (pengamatan). IPA berkembang melalui proses penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan harus melalui langkah-langkah yang terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tersebut dinamakan metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan (dari pemecahan masalah dan mengetahui penyebabnya) secara sistematis sehingga dapat diperoleh simpulan yang dapat dipercaya (valid).
Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Melakukan observasi awal
Obervasi dilakukan untuk mengamati keadaan awal objek penelitian, menganalisis sifat-sifat objek yang diteliti.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah adalah kegiatan menemukan dan menentukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.
3. Merumuskan hipotesis (dugaan sementara)
Hipotesis adalah membuat rumusan awal (prediksi) terhadap hasil dari permasalahan yang diangkat.
4. Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah melakukan percobaan untuk membuktikan hiptesis, dengan mengendalikan variabel-variabel penelitian.
5. Melakukan analisis hasil
Analisis hasil dikembangkan dari rumusan hipotesis yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak.
6. Menarik simpulan
Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti dapat menarik simpulan yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan singkat dan jelas.

B. Proses Penyelidikan IPA

Proses penyelidikan IPA meliputi tiga tahap, yaitu pengamatan, membuat inferensi, dan mengkomunikasikan.
1. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mengumpulkan data dan informasi tentang benda yang sedang diselidiki.
Pengamatan dapat dilakukan dengan bantuan indera manusia maupun alat. Misalnya mengamati perubahan warna larutan dapat dilakukan dengan indera penglihatan (mata), atau melakukan pengamatan terhadap bakteri menggunakan bantuan mikroskop.
2. Membuat Inferensi
Membuat inferensi artinya adalah merumuskan penjelasan berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan pada saat pengamatan.
Penjelasan tersebut digunakan untuk menemukan hubungan antar aspek yang diamati dan membuat hipotesis (dugaan sementara).

3. Mengkomunikasikan
Setelah semua penjelasan dirumuskan dengan baik, langkah berikutnya adalah mengkomunikasikan hasil penyelidikan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Data-data pendukung yang dapat dikomunikasikan, misalnya tabel, grafik, bagan atau gambar.
C. Objek IPA
Objek yang dipelajari dalam IPA adalah seluruh benda di alam dengan segala interaksinya untuk dipelajari pola- pola keteraturannya.
Objek IPA dapat berupa benda berukuran sangat kecil (mikroskopis), misalnya bakteri, virus, dan atom atau benda yang berukuran sangat besar seperti lautan, bumi, dan tata surya.

D. Bagian-Bagian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikelompokkan menjadi empat bagian sebagai berikut.
1. Fisika
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek mendasar alam, seperti materi, energi, cahaya, gerak panas dan berbagai gejala fisik alam lainnya.
2. Kimia
Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai materi dan perubahannya serta interaksi antar materi yang satu dengan materi yang lain.
3. Biologi
Biologi adalah cabang IPA yang mempelajari sistem kehidupan mulai dari ukuran yang kecil sampai dengan lingkungan yang sangat luas.
4. Ilmu Bumi dan Antariksa
Ilmu Bumi dan Antariksa merupakan cabang IPA yang mempelajari tentang asal mula bumi, perkebangan dan keadaannya saat ini, bintang, planet dan berbagai benda langit lainnya.

E. Pengukuran IPA

Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan mengukur suatu besaran dari objek atau benda. Pengertian pengukuran tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan mengukur dibutuhkan alat ukur yang sesuai dengan besarannya.
Sedangkan mengukur adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat ukur yang sesuai, misalnya mengukur lebar meja dengan mistar, mengukur kecepatan lari dengan stopwacth, atau mengukur massa benda dengan neraca.
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai dan satuan. Satuan adalah pembanding dalam sebuah pengukuran.
Di dalam melakukan kegiatan pengukuran terhadap suatu benda, yang terpenting adalah menggunakan alat ukur yang sesuai dan standar.
Syarat pengukuran tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan nilai ukur yang tepat.  Pengukuran yang teliti akan menghasilkan nilai yang akurat. Semakin tinggi tingkat ketelitian sebuah alat ukur, maka nilai pengukuran semakin baik.

F. Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Berdasarkan jenis satuanya, maka besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu, terdiri atas tujuh besaran.
Berikut ini tujuh besaran pokok besarta satuannya berdasarkan Satuan Internasional (SI).
Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Misalnya : Luas adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang, kecepatan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu.
Beberapa contoh besaran turunan yang lain dapat dilihat pada tabel berikut.

G. Satuan Baku dan Tidak Baku

Satuan baku adalah satuan yang telah disepakati pemakaiannya secara internasional atau disebut juga Sistem Internasional (SI).
Syarat satuan baku adalah berlaku internasional, mudah ditiru, dan tidak berubah. Satuan dalam Sistem Internasional dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem MKS (meter – kilogram – sekon) dan sistem CGS (centimeter – gram – sekon).
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional, hanya digunakan pada wilayah tertentu saja.
Sebelum ditemukannya alat ukur, maka penduduk pada jaman dahulu menggunakan satuan tidak baku untuk pedoman pengukuran. Contoh satuan tidak baku, antara lain hasta, depa, kaki, lengan, dan tumbak.

H. Alat Ukur

Alat ukur digunakan dalam pengukuran sesuai dengan besaran yang akan diukur. Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelian yang berbeda-beda, tergantung pada skala yang ada. Semakin kecil skala yang digunakan, maka alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
Penggunaan suatu alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketelitian hasil ukur, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur.
Berikut ini beberapa alat ukur panjang, massa, dan waktu yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Alat Ukur Panjang

1. Mistar
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang biasa digunakan untuk mengukur panjang dan lebar benda.
Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya, yaitu 0,5 mm.
2. Jangka Sorong
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Jangka sorong sering digunakan untuk mengukur diameter bola kecil, tebal uang logam, maupun diameter dalam tabung.
Terdapat dua jenis skala pada Jangka sorong, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong dan skala nonius, yaitu skala pada rahang yang dapat digeser. Tingkat ketelitian jangka sorong sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
3. Mikrometer Sekrup
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang difungsikan untuk mengukur diameter benda tipis, misalkan plat.
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan selubung luar (poros ulir).
Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian.
Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm

Alat Ukur Massa

1. Neraca O’hauss Tiga Lengan
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Sesuai dengan namanya, neraca O’hauss tiga lengan mempunyai lengan berjumlah tiga dan satu cawan tempat benda. Neraca ini adalah alat ukur massa yang memiliki tingkat ketelitian 0,1 gram.
2. Neraca Digital
Neraca digital merupakan alat ukur massa yang sering ada di dalam laboratorium untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
Neraca digital mempunyai tingkat ketelitian lebih besar daripada neraca O’huss, yaitu 0,01 gram.
3. Neraca Analitis Dua Lengan
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Neraca jenis ini akan banyak terlihat di toko-toko emas, karena digunakan untuk mengukur massa emas. Pada neraca analitis dua lengan, terdapat dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk menimbang.
Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Neraca ini memiliki tingkat ketelitian 0,001 gram.
4. Neraca Pasar
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Neraca pasar sering disebut juga sebagai neraca mekanik meja. Neraca pasar dimanfaatkan oleh para pedagang kelontong untuk menimbang barang dagangan mereka.
Ketelitian neraca pasar sangat rendah, yaitu 50 gram. Anak timbangan pada neraca ini adalah 50 gram, 100 gram (1 ons), 200 gram, 500 gr dan 1 kg. Massa yang terukur sama dengan jumlah massa anak timbangan yang digunakan.

Alat Ukur Waktu

1. Arloji
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Arloji atau jam tangan merupakan alat penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan manusia. Jam tangan pertama kali diperkenalkan pada abad ke-16.
Pada saat itu, semua jam tangan dan alat penunjuk waktu lainnya menggunakan mesin penggerak mekanik manual (hand winding). Arloji mempunyai tingkat ketelitian 1 sekon
2. Stopwatch
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Stopwatch merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam sebuah kegiatan, misalnya mengukur kecepatan pelari dan perenang dalam sebuah lomba olahraga. Stopwatch memiliki tingkat ketelitian 0,1 sekon
3. Jam Matahari
Materi Pengukuran Besaran dan Satuan Lengkap dengan Penjelasannya
Jam matahari atau sundial adalah alat yang mengunakan matahari untuk menentukan waktu. Sebelum ada alat ukur waktu yang modern seperti saat ini, orang-orang pada jaman dahulu memanfaatkan jam matahari sebagai penunjuk waktu.
sumber : amongguru.com