Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.
Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah melalui organ vitalnya.
Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Peristiwa menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.
Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.
Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.
Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.
Fase-fase Menstruasi
Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase pertama adalah fase menstruasi, pada fase ini hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) memicu berkembangya folikel dalam ovarium. Hormon FSH adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari atau hipofisis.
Kelenjar tersebut terletak di otak bagian depan. Pada fase ini, dinding rahim luruh dan seorang perempuan mengalami menstruasi.
Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi hanya ada satu folikel yang dapat terus berkembang tiap bulannya.
Di awal perkembangannya, folikel menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen dan progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk menebal. Pada saat ini dinding rahim sedang mengalami fase proliferasi.
Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma.
Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH dan hormon LH (Leuteinizing Hormone).
Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang, proses ini disebut ovulasi.
Tingginya sisa metabolisme hormon LH (leuteinizing hormone) pada urine digunakan sebagai bahan uji atau tes untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi.
Alat tes untuk mengetahui waktu ovulasi tersebut mengandung suatu jenis antibodi monoklonal yang dapat menimbulkan perubahan warna ketika bereaksi dengan zat sisa metabolisme hormon LH.
Fase ketiga adalah fase sekretori. Folikel yang telah melepaskan sel telur akan berubah menjadi korpus luteum.
Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae dan bergerak menuju ke tuba fallopi.
Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon estrogen dan hormon progesteron lagi.
Dengan demikian, pada fase ini jumlah hormon estrogen dan hormon progesteron pada perempuan rendah.
Rendahnya hormon estrogen dan hormon progesteron menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.
Diambil dari : amongguru.com
0 komentar:
Posting Komentar